http://cur.cursors-4u.net/sports/images5/spo590.png

Sabtu, 07 Maret 2015

Drama

Mencuri Jambu

Di siang hari, Raffi dan Deny sedang mencari jambu. Kebetulan, mereka melintasi halaman rumah Paman Deny.
Raffi      : “Den, ini rumah siapa, ya? Besar sekali!”
Dodo    : “Ini rumah Pamanku, Fi. Yah, lumayan besarlah di pedesaan.”
Raffi      : “Eh, itu di halaman rumah pamanmu ada pohon jambu. Sepertinya siang begini enaknya   makan jambu Kita boleh saja kan, mengambil satu atau dua jambu saja”
Deny    : “bagaimana ya..?”
Raffi      : “Ayolah, aku fikir pasti pamanmu tidak akan marah kalau kita ambil jambunya sedikit saja ”
Deny    : “mmm… baiklah. Tapi, mengambil jambu nya pakai apa?”
Raffi      : (Mengambil batu) “Pakai  ini saja gimana?”
Deny    : “Baiklah. Tidak apa apa, lagi pula tidak ada galah ataupun tongkat.”
(Mereka pun melempar batu ke arah jambu yang ada di atas pohon)
Pyarr!!!
Raffi      : “Kamu itu gimana sih, Den! Nanti, ketahuan pamanmu.”
Deny    : “Lantas , bagaimana ini? Kaca jendelanya sampai pecah. Ini juga gara-gara kamu.”
Raffi      : “Sudah. Kita naik ke atas pohon saja, dari pada ketahuan.”
Deny    : “Kenapa tidak dari  tadi memanjat saja. Terus, sandalnya, Fi?”
Raffi      : “Tinggalkan saja di bawah, susah jika memanjat memakai  sandal.”
Deny    : “Iya.”
(Paman Deny keluar dengan wajah terlihat marah)
Paman : “Siapa yang berbuat begini! Dasar orang yang tidak beradab!”
(Muclis pulang ke rumahnya dari Latihan sepak bola dan tiba-tiba dijatuhi batu)
Muclis      : “Aduh… Siapa ini yang menjatuhkan batu? aduh… kepalaku sakit…”
Paman     : “Lho, sudah pulang rupanya. Kamu kenapa, Clis?”
Muclis      : “Itu, yah. Aku tadi pulang, dan berjalan melewati pohon jambu itu sambil juggling bola. Tetapi bukannya kejatuhan jambu, malah kejatuhan batu.”
Paman     : “Lho, itu ada dua pasang sandal. Sandal siapa itu?”
Muclis      : “Tidak tau juga, Yah.”
(Tiba-tiba Raffi dan Deny jatuh)
Paman : “Nah, ini dia Biang keroknya! Kalian pasti yang sudah memecahkan kaca jendela paman. Kalian rupanya juga mencuri jambu paman!”
Deny   : “Ampun, paman. Maafkan kami”
Raffi    : (Berbisik pada Deny) “Kamu bilang saja pada pamanmu. Kita mencuri
jambu untuk obat kakekku yang sedang sakit.”
Deny    : “Baiklah.”
Paman : “Kenapa kalian ini?”
Deny   : “Begini, alasan kami mencuri jambu paman. Kita ini sedang mencari jambu untuk obat kakek Raffi yang sedang sakit dan tadi kami tidak sengaja memecahkan kaca jendela paman.”
Raffi     : “Be..bet..betul itu. Kasihanilah kami…”(Dengan wajah berpura-pura
meminta belas kasihan)
Muclis  : “Ah, alasan saja kalian ini. Tapi…”
(Muclis langsung berbisik pada ayahnya.)
Muclis  : “Ayah, bukannya kakeknya Raffi sudah meninggal dua tahun yang lalu?
mereka pasti hanya ingin mencuri jambu saja. Begini, yah……”
Paman : “Baiklah.  Kalian boleh mengambil beberapa jambu dan paman maafkan atas kejadian tadi.”
Raffi     : “Yeyey… terimakasih, Pamannya deny!
Deny    : “Wah, paman baik sekali. Berkat Muclis, kita bisa dapat jambunya untuk kakekmu, Fi. Meskipun kita udah memecahkan kaca jendela paman”
(Raffi dan Deny masih belum tau kalau paman dan Muclis sudah tahu bahwa sebenarnnya kakek raffi sudah menninggal 2 tahun lalu)
Muclis  : “Ayahku memang bijaksana dan memaafkan kepada siapa pun yang
meminta maaf padanya.”
Raffi      : “Maafkan kami juga, ya, Clis. Sudah menjahtukan kamu batu”
Muclis   : “Iya,iya.”
(Mereka pun kembali memanjat dan mengambil jambu yang mereka inginkan)
Paman : “Tunggu sebentar..”
Raffi      : “Ada apa?”
Paman : “Kalian boleh mengambil beberapa jambu. Tetapi, setelah kalian selesai mengambilnya, kalian, paman persilakan untuk menyapu halaman rumah paman.”
Raffi dan Deny    : “Ya, Allah….!!!! Baiklah paman kami akan melakukannya” (dengan nada terpaksa)
Akhirnya mereka menyapu halaman rumah Paman Deny yang lumayan luas dan Muclis tetap menunggui mereka agar tidak melarikan diri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar